Friday, May 6, 2016

Tergoda

Sandra menarik rambutku, menengadahkan kepalaku. Aku lemas sekali dan tak bisa melakukan penolakan. Aku dapat merasakan nafas di leherku, benar saja, Sandra mendekatkan hidungnya. Perlahan bibirnya sudah berada di leherku, ia memberikan jilatan yang sungguh nikmat di sana, Aaaaah, geli sekali. Bibirnya naik ke rahangku, darahku mengalir dengan cepat, lidahnya kemudian menjilat2 telingaku. “Aaah, sanhh, hentikan saanh” Ujarku dengan sisa tenaga yang ada. Sepertinya ia tidak menghiraukan. Ia semakin liar menjilat telinga rahang dan leherku “Mmmyhh ck eemh, yaahck” desahannya bersatu dengan suara ciuman bibirnya di rahangku. Tangannya yang kanan sibuk mengelus dadaku, jemarinya sangat lembut bermain di putingku, memainkannya dengan telunjuknya, “Aaaagh, Ssssshh, Uhhh” erangku saat Sandra mempercepat gerakan telunjuknya di putingku. Pinggul Sandra bergerak maju mundur di atas penisku, nikmat memang, tapi aku tersiksa.

Sandra meraih kedua tanganku, kemudian mengikat tanganku dengan dasiku di belakang kursi. Dengan masih duduk dipangkuanku, ia memundurkan badannya. Ia menyibakkan rambutnya ke belakang, membusungkan dadanya. Tangannya perlahan meremas payudaranya sambil memnunjukkan ekspresi yang menggoda sambil mendesah- desah, pinggulnya tetap bergerak maju dan mundur. Tangannya naik meraba- raba lehernya sendiri, kemudian membuka kancing kemejanya dengan gaya yang sangat nakal dan menatapku tajam, hingga kancing yang ketiga, ia menyibakkan sedikit kemejanya. Tampaklah bra dan belahan dadanya yang sedikit basah oleh keringat. Ohh.

Sambil tetap memaju mundurkan pinggulnya, sandra mendekatkan payudaranya ke kepalaku, badannya melengkung ke depan, membusungkan dadanya kehadapanku. Ia meraih kepalaku dan membenamkannya ke belahan payudaranya. “Aaaaah, jilat Rezh..aaaah” Tangannya mengarahkan kepalaku, bibirku sudah benar- benar ada di belahan payudaranya, namun aku diam saja. Sandra kemudian memainkan putingku lagi dengan telunjuknya yang bergerak ke atas dan bawah. “Aaaaaghh” Erangku seketika saat tiba- tiba mendapat rangsangan. Ia tau benar bagaimana membuka mulutku. Akhirnya aku memberikan kecupan- kecupan di belahan payudara Sandra, menjilatnya dan memberikan hisapan- hisapan kecil. “Aaawh, yaaahhh, terus Rezhh, Aaah, Ssshhhhh” Desah Sandra saat aku memberikan giitan kecil di putingnya.

Tali branya yang kanan melorot ke lengannya. Dada sandra semakin terpampang jelas di hadapanku. Tangan sandra mengarahkan kepalaku naik untuk menciumi dada, pangkal leher, dan pundaknya. “Yaahh rezh, nikmaatthhh aaaahhh, terus rezzh  aaaahhh” Erangnya. Entah kenapa, aku mau saja menciumi leher dan pundaknya.


Ciuman Reza di leherku sungguh nikmat, sepertinya ia sudah terangsang. Aaaah, nikmatnya sekali merasakan bibirnya di leherku. Aku menggiring kepala Reza ke bibirku, kami berciuman, kali ini benar- benar membalas ciumanku. “Emmhhck, yaaah, lebih dalam Rezh” Nafas kami memburu, ciuman kami semakin dalam. Sambil berciuman, aku melepas ikatan tangannya, dan menggiring kedua tangannya ke payudaraku. “Remas Rez aaah, remasshh!” Ucapku sambil tetap berciuman. Oooh, yaaahhh.. Reza meremas payudaraku, nikmat sekali, apalagi aku tetap leluasa memaju munjurkan pinggulku, menggesekkan penis reza ke bagian intimku. Payudaraku yang kanan telah mencuat ke luar bh, dan Reza segera memainkan putingku dengan telunjuknya. Jari telunjuknya bergerak ke atas dan ke bawah memeinkan putingkus persis seperti yang kulakukan padanya. Nikmat sekali, ooh mendapat tida rangsangan sekaligus. Ciuman Reza turun ke telinga dan leherku, sementara jarinya semakin cepat memainkan putingku, aku pun semakin cepet memaju mundurkan pinggulku “Ah..Aaah, Aaaah, Eeeemhh.., Sssh, Aaaah, Aaaaaah, Aaaaaaaah!!” Ada sesuatu yang meledak dalam diriku. Aaah!


Sandra menggiringku pindah ke tempat tidur. Aku duduk di tepinya. Sandra ada di belakangku, mengikat tanganku lagi ke belakang kemudian  sibuk meraba dadaku dan menciumi leherku dari belakang. Kepalaku menengadah. Jarinya berputar- putar di sekitar putingku, sangat merangsang. Aku hanya sanggup memejamkan mataku dan mendesah menerima perlakuan Sandra. Di punggungku aku bisa merasakan, Sandra sengaja menekan- nekan payudaranya yang masih terbungkus bra ke punggungku. “Emmhck, aaaah, uuhhhck” lenguhan Sandra yang keluar dari mulutnya saat menciumi rahang dan telingaku. Bibirnya mendekat ke telingaku, menghembuskan nafas di sana “Ahhh” lenguhku kegelian. Dari belakang, kedua telunjuknya menyentuh putingku, menyentuhnya lembut “yaaahhhh, ssshhhh” desahku. Secara tiba- tiba, telunjuknya bergerak ke atas dan kebawah memainkan kedua putingku bersamaan dengan ritme yang cepat, seketika itu pula aku merasakan geli dan nikmat yang luar biasa hingga badanku melengkung ke depan “Aaargh jangaan Saaanh, Aaaaaagh, hentikan ooogh” teriakku sambil merasakan geli. Saat itu Sandra langsung mencium bibirku dengan liar dan dalam. “Eemmmyhck, aahck, Aaaghh” desahnya liar. Sambil tetap mencumbu bibirku, Sandra berpindah ke pangkuanku, menghadap ke arahku.

Sandra menurunkan kemejaku, ciumannya menjalar ke telinga, lalu turun ke leher, pundak, kemudian ke dadaku. Ia menjilat seluruhnya, kemudian memutar- mutar lidahnya di sekitar putingku. “Jangan Sanhh..hentikan, kumohonhh” Kataku memohon saat ia memainkan lidahnya di sekitar putingku, nafasku terengah. Tak menggubris permohonanku, Sandra menyentuh ujung putingku dengan lidahnya, pelan dan lembut. “Aaahhh...” Tak sadar aku melenguh merasakan kegelian perlahan di putingku. Ia memainkan ujung putingku dengan lidahnya “Aaahh” Geli dan nikmat sekali, aku tak bisa menahan desahanku. Dadaku terbusung otomatis, tak sanggup menahan kenikmatan. Kemudian Sandra melahap putingku, dan lidahnya bergerak ke atas dan ke bawah secara cepat memainkan putingku, “Aagghhh, hentikan Saanh.., Aaaahhh, hentikan Sssaanh aku tak tahanhhh” Ucapku sambil mendesah karena tak kuat menahannya. Ohh sungguh nikmat.

Sandra memegang kepalaku dengan kedua tangannya, kemudian menggiring kepalaku ke payudaranya “Cium Rezzh...hkk aaahhh” Lenguh Sandra sambil membusungkan dadanya, tubuhnya melengkung ke depan. Pinggulnya bergerak maju mundur menekan penisku dengan bagian intimnya (kami masih memakai celana). Aku menuruti kata- katanya. Kuciumi payudaranya, kugigit- gigit dengan bibirku, ku pelorotkan tali bra nya yang sebelah kiri, kemudian kuturunkan cup branya yang kiri dengan mulutku, seketika itu pula payudaranya yang kiri tersembul keluar, langsung kucium..kumainkan bibirku di sekitar putingnya. “Aaaah rezhh,, nikmat aaahhhhh” Desah Sandra yang badannya masih melengkung ke depan, pinggulnya masih terus bergerak maju mundur, kedua tangannya berada di pundakku. “Cepat Rezhh, hisappp, aku sudah tak tahann, hissaaapphh! Aahh! Aaahhh.., aaahhh, pintarrhh!” Lenguh Sandra saat kumainkan putingnya dengan lidahku. Kugerakkan lidahku naik turun memainkan putingnya, kadang ku hisap, kadang kusentuh- sentuh ujungnya dengan ujung lidahku. Tangan Sandra bergerak ke rambutku, kemudian jarinya melesak ke sela- sela rambutku dan meremasnya.