Sandra menarik
rambutku, menengadahkan kepalaku. Aku lemas sekali dan tak bisa melakukan
penolakan. Aku dapat merasakan nafas di leherku, benar saja, Sandra mendekatkan
hidungnya. Perlahan bibirnya sudah berada di leherku, ia memberikan jilatan
yang sungguh nikmat di sana, Aaaaah, geli sekali. Bibirnya naik ke rahangku,
darahku mengalir dengan cepat, lidahnya kemudian menjilat2 telingaku. “Aaah,
sanhh, hentikan saanh” Ujarku dengan sisa tenaga yang ada. Sepertinya ia tidak
menghiraukan. Ia semakin liar menjilat telinga rahang dan leherku “Mmmyhh ck
eemh, yaahck” desahannya bersatu dengan suara ciuman bibirnya di rahangku.
Tangannya yang kanan sibuk mengelus dadaku, jemarinya sangat lembut bermain di
putingku, memainkannya dengan telunjuknya, “Aaaagh, Ssssshh, Uhhh” erangku saat
Sandra mempercepat gerakan telunjuknya di putingku. Pinggul Sandra bergerak
maju mundur di atas penisku, nikmat memang, tapi aku tersiksa.
Sandra meraih
kedua tanganku, kemudian mengikat tanganku dengan dasiku di belakang kursi.
Dengan masih duduk dipangkuanku, ia memundurkan badannya. Ia menyibakkan
rambutnya ke belakang, membusungkan dadanya. Tangannya perlahan meremas
payudaranya sambil memnunjukkan ekspresi yang menggoda sambil mendesah- desah,
pinggulnya tetap bergerak maju dan mundur. Tangannya naik meraba- raba lehernya
sendiri, kemudian membuka kancing kemejanya dengan gaya yang sangat nakal dan
menatapku tajam, hingga kancing yang ketiga, ia menyibakkan sedikit kemejanya.
Tampaklah bra dan belahan dadanya yang sedikit basah oleh keringat. Ohh.
Sambil tetap
memaju mundurkan pinggulnya, sandra mendekatkan payudaranya ke kepalaku,
badannya melengkung ke depan, membusungkan dadanya kehadapanku. Ia meraih
kepalaku dan membenamkannya ke belahan payudaranya. “Aaaaah, jilat Rezh..aaaah”
Tangannya mengarahkan kepalaku, bibirku sudah benar- benar ada di belahan
payudaranya, namun aku diam saja. Sandra kemudian memainkan putingku lagi dengan
telunjuknya yang bergerak ke atas dan bawah. “Aaaaaghh” Erangku seketika saat
tiba- tiba mendapat rangsangan. Ia tau benar bagaimana membuka mulutku. Akhirnya
aku memberikan kecupan- kecupan di belahan payudara Sandra, menjilatnya dan
memberikan hisapan- hisapan kecil. “Aaawh, yaaahhh, terus Rezhh, Aaah,
Ssshhhhh” Desah Sandra saat aku memberikan giitan kecil di putingnya.
Tali branya
yang kanan melorot ke lengannya. Dada sandra semakin terpampang jelas di
hadapanku. Tangan sandra mengarahkan kepalaku naik untuk menciumi dada, pangkal
leher, dan pundaknya. “Yaahh rezh, nikmaatthhh aaaahhh, terus rezzh aaaahhh” Erangnya. Entah kenapa, aku mau saja
menciumi leher dan pundaknya.
Ciuman Reza di leherku sungguh nikmat,
sepertinya ia sudah terangsang. Aaaah, nikmatnya sekali merasakan bibirnya di
leherku. Aku menggiring kepala Reza ke bibirku, kami berciuman, kali ini benar-
benar membalas ciumanku. “Emmhhck, yaaah, lebih dalam Rezh” Nafas kami memburu,
ciuman kami semakin dalam. Sambil berciuman, aku melepas ikatan tangannya, dan
menggiring kedua tangannya ke payudaraku. “Remas Rez aaah, remasshh!” Ucapku
sambil tetap berciuman. Oooh, yaaahhh.. Reza meremas payudaraku, nikmat sekali,
apalagi aku tetap leluasa memaju munjurkan pinggulku, menggesekkan penis reza ke
bagian intimku. Payudaraku yang kanan telah mencuat ke luar bh, dan Reza segera
memainkan putingku dengan telunjuknya. Jari telunjuknya bergerak ke atas dan ke
bawah memeinkan putingkus persis seperti yang kulakukan padanya. Nikmat sekali,
ooh mendapat tida rangsangan sekaligus. Ciuman Reza turun ke telinga dan
leherku, sementara jarinya semakin cepat memainkan putingku, aku pun semakin
cepet memaju mundurkan pinggulku “Ah..Aaah, Aaaah, Eeeemhh.., Sssh, Aaaah,
Aaaaaah, Aaaaaaaah!!” Ada sesuatu yang meledak dalam diriku. Aaah!
Sandra menggiringku
pindah ke tempat tidur. Aku duduk di tepinya. Sandra ada di belakangku,
mengikat tanganku lagi ke belakang kemudian
sibuk meraba dadaku dan menciumi leherku dari belakang. Kepalaku
menengadah. Jarinya berputar- putar di sekitar putingku, sangat merangsang. Aku
hanya sanggup memejamkan mataku dan mendesah menerima perlakuan Sandra. Di
punggungku aku bisa merasakan, Sandra sengaja menekan- nekan payudaranya yang
masih terbungkus bra ke punggungku. “Emmhck, aaaah, uuhhhck” lenguhan Sandra
yang keluar dari mulutnya saat menciumi rahang dan telingaku. Bibirnya mendekat
ke telingaku, menghembuskan nafas di sana “Ahhh” lenguhku kegelian. Dari
belakang, kedua telunjuknya menyentuh putingku, menyentuhnya lembut “yaaahhhh,
ssshhhh” desahku. Secara tiba- tiba, telunjuknya bergerak ke atas dan kebawah
memainkan kedua putingku bersamaan dengan ritme yang cepat, seketika itu pula aku
merasakan geli dan nikmat yang luar biasa hingga badanku melengkung ke depan “Aaargh
jangaan Saaanh, Aaaaaagh, hentikan ooogh” teriakku sambil merasakan geli. Saat
itu Sandra langsung mencium bibirku dengan liar dan dalam. “Eemmmyhck, aahck,
Aaaghh” desahnya liar. Sambil tetap mencumbu bibirku, Sandra berpindah ke pangkuanku,
menghadap ke arahku.
Sandra
menurunkan kemejaku, ciumannya menjalar ke telinga, lalu turun ke leher,
pundak, kemudian ke dadaku. Ia menjilat seluruhnya, kemudian memutar- mutar
lidahnya di sekitar putingku. “Jangan Sanhh..hentikan, kumohonhh” Kataku
memohon saat ia memainkan lidahnya di sekitar putingku, nafasku terengah. Tak
menggubris permohonanku, Sandra menyentuh ujung putingku dengan lidahnya, pelan
dan lembut. “Aaahhh...” Tak sadar aku melenguh merasakan kegelian perlahan di
putingku. Ia memainkan ujung putingku dengan lidahnya “Aaahh” Geli dan nikmat
sekali, aku tak bisa menahan desahanku. Dadaku terbusung otomatis, tak sanggup
menahan kenikmatan. Kemudian Sandra melahap putingku, dan lidahnya bergerak ke
atas dan ke bawah secara cepat memainkan putingku, “Aagghhh, hentikan Saanh..,
Aaaahhh, hentikan Sssaanh aku tak tahanhhh” Ucapku sambil mendesah karena tak
kuat menahannya. Ohh sungguh nikmat.
Sandra memegang
kepalaku dengan kedua tangannya, kemudian menggiring kepalaku ke payudaranya “Cium
Rezzh...hkk aaahhh” Lenguh Sandra sambil membusungkan dadanya, tubuhnya
melengkung ke depan. Pinggulnya bergerak maju mundur menekan penisku dengan
bagian intimnya (kami masih memakai celana). Aku menuruti kata- katanya.
Kuciumi payudaranya, kugigit- gigit dengan bibirku, ku pelorotkan tali bra nya
yang sebelah kiri, kemudian kuturunkan cup branya yang kiri dengan mulutku,
seketika itu pula payudaranya yang kiri tersembul keluar, langsung
kucium..kumainkan bibirku di sekitar putingnya. “Aaaah rezhh,, nikmat aaahhhhh”
Desah Sandra yang badannya masih melengkung ke depan, pinggulnya masih terus
bergerak maju mundur, kedua tangannya berada di pundakku. “Cepat Rezhh,
hisappp, aku sudah tak tahann, hissaaapphh! Aahh! Aaahhh.., aaahhh, pintarrhh!”
Lenguh Sandra saat kumainkan putingnya dengan lidahku. Kugerakkan lidahku naik
turun memainkan putingnya, kadang ku hisap, kadang kusentuh- sentuh ujungnya
dengan ujung lidahku. Tangan Sandra bergerak ke rambutku, kemudian jarinya
melesak ke sela- sela rambutku dan meremasnya.